Sabtu, 26 Februari 2011



PERJALANAN SPIRITUAL MANUSIA




   NAMA       : MEGA PUTRI
                 KELAS      : XII-AK 2
PRAKTEK BAHASA INDONESIA
JUDUL NOVEL        : SERIBU SUJUD SERIBU MASJID
PENGARANG           : TANDI SEKOBER
TAHUN TERBIT       : NOV 2010
TEBAL NOVEL        : 276 hlm

Buku ini bercerita mengenai kehidupan dua orang sahabat didaerah sekober,Indramayu pada tahun 1965. Pada waktu itu Sekober adalah Wilayah yang tak tersentuh agama . Dalam novel ini diceritakan, tokoh Kasdi dan Zum –dua bocah cerdas— itu dibesarkan di kawasan Sekober. Zum adalah anak gundik Bah Ceh Nong tokoh Papoerki/PKI. Kasdi adalah anak seorang seniman tarling ulili wa u waing bernama Camang. Ayah kasdi bekerja sebagai penabuh drum milik Bah Ceh Nong ayah zum , orang paling kaya didaerah Sekober. Kedua sahabat ini bersahabat dalam cahaya kinasih kultur pesisiran.
Hingga ketika prahara G30S/PKI (Partai Komunis Indonesia) tahun 1965 merobek Sekober, alur nasib mereka berubah drastis . Camang ayah kasdi dicurigai sebagai antek PKI karena ia bekerja dengan Bah Ceh Nong . Camang ternyata bernasib baik. Saat dieksekusi ia melompat ke sungai Cimanuk. Dia berpura-pura menjadi gila. Dan memilih jalur itikaf bergerak dari masjid ke masjid untuk menghindari kejaran tentara. Ia menjadi gelandangan sekaligus sosok sufi khuruj fi sabillilah. Meski ia tidak bisa membaca huruf arab tapi ia selalu tunduk tertib mendengarkan orang membaca Alquran. “Aku ingin telingaku, kolbuku, mataku, rongga dadaku, perutku, tulang-tulangku, nadiku dipenuhi ayat-ayat suci Alquran,” ucap Camang di sebuah teras masjid. ”Dan itu aku dapatkan pada 1000 sujud 1000 masjid.”Sedangkan Bah Ceh Nong ayah Zum Mati mengambang disungai Cimanuk dengan Kepala yang hampir putus.
Kedua Sahabat ini pun Terlunta lunta dalam menghadapi kehidupan. Adapun Zum menjadi Dombret ,Pelacur,hingga Pencopet. Kasdi sempat menjadi copet bersama dengan Zum,Zaki,dan Karman . Namun sewaktu kakeknya meninggal dan mewariskan sebuah surau miliknya untuknya, Kasdi pun meninggalkan pekerjaannya sebagai pencopet dan beralih profesi menjadi penjual bandros sekaligus menjaga warisan surau milik kakeknya. Ia bertekad untuk memelihara surau peninggalan kakeknya. Dengan keluguannya ia menjaga surau sepenuh hati dan keyakinan. Bukan karena dia pandai mengaji, bukan karena dia faham agama. Alasannya sederhana sekali, Kasdi hanya menjalankan amanat dari sang kakek. Ia juga berharap suatu hari ayahnya pulang dan bersujud di surau ini.
Setiap hari ia menantikan orang orang yang mau shalat jama’ah disurau milik kakeknya . meskipun kasdi tahu ini hanyalah penantian yang sia sia karena penduduk Sekober tidak ada yang mau berhubungan dengan anak seorang PKI. Juga karena surau itu dibangun atas bantuan dari Bah Ceh Nong Seorang  tokoh Papoerki/PKI. Sampai pada suatu hari kasdi bertemu dengan Supriadi yang menuntun kasdi untuk jadi pelayan Tuhan yaitu menyebarkan seruan dari rumah kerumah untuk Shalat di surau miliknya.

Masalah muncul ketika Zum yang secara tidak sengaja bertemu Kasdi di surau karena Zum mencoba untuk mencopet dompet milik Supriadi . mereka sudah lama tidak pernah bertemu semenjak Kasdi berheni menjadi pencopet. Zum disuruh Zaki mantan raja copet yang sudah menjadi orang kaya karena dijadikan kaki tangan oleh orang Singapura untuk merayu Kasdi agar Surau dan tanah warisannya itu dijual ke Zaki. karena Surau itu akan dijadikan mall sekaligus pusat stasiun televisi terbesar se-asia tenggara. Sedangkan kasdi tetap teguh pada pendiriannya untuk tetap menjaga surau milik kakeknya dan tidak akan menjual kepada siapa pun .
Maka Zaki pun melancarkan niat yang licik untuk merayu Kasdi dengan menjadikan Zum seorang muslimah yang taat beragama agar Kasdi tetarik pada Zum dan menikahinya, dengan begitu Zum akan lebih mudah merayu Kasdi untuk menjual Surau beserta Tanah Warisan dari kakeknya.